Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengukuhkan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kabupaten Mojokerto di Gedung PPNI, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Rabu (15/12) siang.
Forum yang dibentuk oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto ini, beranggotakan dari berbagai unsur, yakni para relawan, anggota BPBD, hingga awak media yang nantinya bertugas melaksanakan identifikasi dini dalam mengatasi bencana khususnya wilayah-wilayah yang rawan.
Ikfina menyebutkan Forum PRB diharapkan bisa melakukan tindakan antisipasi dini sebelum terjadi bencana dan tidak menunggu atau bergantung terhadap pemerintah dalam upaya penanggulangan.
"Jadi harapannya tidak menunggu pemerintah, kemudian baru ada bencana bertindak. Semestinya, teman-teman ini semua pada saat tidak ada bencana bisa melakukan berbagai upaya itu," ungkapnya.
Menurutnya, para relawan lebih mengetahui medan di lapangan ketimbang pemerintah. Sehingga, Ikfina berharap semua relawan bisa memberikan rujukan tempat atau pusat penduduk di daerah yang rawan bencana.
Agar bisa melakukan identifikasi tanda-tanda adanya bencana dan bisa melakukan penyelamatan secara dini terutama di Kabupaten Mojokerto yang terdiri dari 18 kecamatan dengan penyebaran peta rawan tanah longsor, banjir, kekeringan, dan angin puting beliung.
"Sehingga kita berharap dan saya benar-benar menunggu masukan dari kawan-kawan yang paham sekali titik bencana di Mojokerto. Termasuk juga pembangunan yang harus dilaksanakan untuk pengurangan risiko bencana. Saya yakin teman-teman ini adalah pelaku di lapangan, jadi masukan masing-masing yang sudah sesuai dan bisa kami tindak lanjuti, " terangnya.
Selain itu, Bupati Ikfina menambahkan bahwa saat ini pihaknya fokus pada bencana hidrometeorologi yang berdasarkan BMKG puncaknya akan berada di bulan Januari hingga Februari 2022.
Ikfina meminta semua pihak termasuk masyarakat harus waspada utamanya yang berada di lokasi rawan banjir, longsor, angin puting beliung, dan cuaca ekstrem lainnya.
"Fokus kita hidrometeorlogi karena masanya itu. Ini belum puncaknya, puncaknya kalau kata BMKG nanti Januari-Februari. Jadi tetap waspada itu, termasuk dengan pohon-pohon. Masyarakat perlu diingatkan yang tinggal di area pohon-pohon itu," ucapnya.